Petani Ubi Merugi Karena Harga Anjlok, Pesantren Riyadlul Jannah Respon Cepat
Mojokerto, 5 Februari 2021, harga ketela di pasaran turun tajam hingga mencapai Rp 200 per kilogram, yang menyebabkan banyak petani ketela merugi. Meski demikian, Pesantren Riyadhul Jannah mengambil langkah tegas untuk membantu petani dengan melakukan normalisasi harga melalui aksi beli produk tersebut di atas harga pasaran.
Melalui langkah tersebut, pihak pesantren melakukan pembelian ketela langsung dari petani dengan harga lebih tinggi dari rata-rata di pasaran. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk membantu para petani yang merugi dan memastikan pasokan ketela tetap lancar di pasar.
“Kami sadar bahwa para petani membutuhkan bantuan kami untuk tetap bertahan dalam situasi yang sulit inI, akan terus mendukung mereka untuk memastikan moril para petani tetap baik dan selalu bersemangat menghasilkan ketela yang berkualitas,” ungkap salah satu pengurus pesantren.
Selain bertujuan untuk menstabilkan harga, ketela-ketela tersebut tersebut akan di sunbangkan kepada korban bencana banjir di Palu, Sulawesi Tengah dan kalimantan selatan
Diharapkan dengan upaya ini, harga ketela dapat stabil kembali dan para petani tetap bersemangat dalam mengembangkan sektor pertanian di daerah tersebut. Perlu diingat bahwa pertanian merupakan sektor penting dalam perekonomian negara, sehingga peran semua pihak penting untuk memastikan kestabilan harga dan pasokan bahan pangan terpenuhi.