Silaturahim STIES Riyadlul Jannah ke LPI Al Hikmah
Mojokerto. Sabtu 29 Juli 2023 Senat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Riyadlul Jannah Mojokerto yang diwakili oleh Agus Abdullah Mahfudz, Lc., Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Mokhammad Ainurrofiq, Lc. M.E., dan Wakil Ketua III bagian kemahasiswaan dan kerjasama, melaksanakan silaturrahim ke kediaman Tokoh Pendidikan Pembina Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al-Hikmah Surabaya, Ir. H. Abdulkadir Baraja, yang berlokasi di Darmo 137 A, Darmo, Kec. Wonokromo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Pada kesempatan tersebut, dibahas mengenai urgensi dan pentingnya keseimbangan antara pendidikan dan pertanian di bangsa ini. Beliau menyampaikan kekhawatiran terkait banyaknya generasi yang meninggalkan negara ini untuk menuntut ilmu di luar negeri, yang berakibat pada kehilangan generasi cerdas bagi negara kita.
Selain itu, juga dibahas perbedaan sistem pendidikan antara India dan Indonesia. Ir. H. Abdulkadir Baraja mengutip pentingnya peran guru dalam mencerdaskan bangsa. Di Singapura, guru memiliki kedudukan yang tinggi dan berhak sebagai hakim atas urusan pendidikan, sedangkan di Vietnam, minat untuk menjadi guru dan petani sangat besar karena didukung penuh oleh universitas.
Dalam pertemuan tersebut, Ir. H. Abdulkadir Baraja juga menyampaikan harapannya agar semua penerus Abuya Mahfud dapat melanjutkan langkah-langkah yang telah ditinggalkan Abuya, termasuk dalam bidang entrepreneur, pertanian, dan perikanan, serta diabadikan dalam bentuk visual dan literasi.
Agus Zain juga memberikan visi besar STIES ke depan, yaitu membangun peradaban di seluruh antero negara dan mendorong pesantren untuk lebih berperan dalam membangun negeri ini, baik dalam bidang pendidikan, lapangan pekerjaan, maupun dalam dunia medis. Tujuannya adalah agar semua tenaga kerja yang digunakan negara ini menggunakan tenaga pribumi secara langsung.
Dorongan dari H. Abdulkadir Baraja mengenai pentingnya kita mengembangkan pertanian herbal sebagai obat-obatan juga disampaikan dalam pertemuan tersebut. Beliau mengutip sejarah Belanda dan Jepang yang pernah sangat menggantungkan pada pertanian kita (agrikultural). Selain itu, beliau menekankan pentingnya melakukan inovasi dalam cara bertani dan meningkatkan penggunaan teknologi modern, serta menghidupkan tradisi terdahulu kita melalui peran kampus pesantren.